30 Oktober 2008

Kontroversi penambahan AA dan DHA pada makanan bayi

AA, DHA dan Kecerdasan

Kamis, 24-07-2008 08:59:09 oleh: Dr Widodo Judarwanto Spa 
Kanal: Kesehatan 

Saat ini sebagian besar susu formula atau makanan bayi selalu ditambah bahan DHA (docosahexaenoic) dan AA (arachidonic acid). Promosi makanan bayi selalu didominasi oleh icon "formula kecerdasan" tersebut. 

Orang tua pasti akan terhanyut dengan promosi ini. Sehingga susu dan makanan bayi tanpa bahan tersebut pasti kalah bersaing di pasaran padahal harganya relatif lebih mahal. Yang lebih tragis rayuan promosi ini, kadang menenggelamkan kehebatan manfaat ASI. Benarkah AA dan DHA berpengaruh terhadap kecerdasan? Amankah pemberian AA dan DHA secara jangka panjang pada bayi dan anak ? 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), British Nutrition Foundation, ESPGAN (European Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition), WHO (World Health Organization) dan FAO (Food Agriculture Organization) tidak merekomendasikan penambahan DHA dan AA pada bayi cukup bulan atau anak. Rekomendasikan hanya diberikan untuk susu formula bayi prematur, karena pemberian pada bayi cukup bulan mungkin tidak didapatkan manfaat. Secara teoritis dan bukti klinis penambahan tersebut hanya bermanfaat untuk bayi prematur. 

Sedangkan Canadian Joint Working Group and US committee dan American Academy for Pediatric belum merekomendasikan pemberiannya pada susu formula bayi, karena keterbatasan pengalaman klinik dan saat ini sedang dilakukan penelitian untuk jangka panjang. Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mungkin bermanfaat. Tetapi banyak penelitian lain menunjukkan tidak terbukti manfaatnya untuk kecerdasan bayi. 

LATAR BELAKANG PEMBERIAN 

Kualitas manusia sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangannya sejak dini. Pemenuhan gizi yang baik dan benar merupakan modal dasar agar anak dapat mengembangkan potensi genetiknya secara optimal. Zat gizi yang diberikan harus tersedia secara tepat baik kualitas maupun kuantitasnya. Mulai dari protein dengan asam aminonya baik yang esensiel maupun non-esensiel, sumber kalori, berupa karbohidrat ataupun lemak, vitamin, dan mineral.

DHA dan AA adalah komponen terbesar dari long-chain polyunsaturated fatty acids (LC-PUFA), merupakan bahan yang sangat penting bagi organ susunan saraf pusat. DHA penting untuk pembentukan jaringan saraf dan sinap, sedangkan AA berperan sebagai neurotransmitter sebagai suatu bentuk asam lemak yang essensiel LC-PUFA harus ditambahkan pada makanan. 

Asam lemak esensiel sebenarnya terdiri dari asam linoleat (AL) atau "linoleic acid" (LA), asam linolenat (ALN) atau "a-linolenic acid" (ALA) serta asam arachidonic atau "arachidonic acid" (AA). Asam lemak ini tidak bisa dibuat oleh tubuh baik dari asam lemak lain maupun dari karbohidrat ataupun asam amino. Asam arachidonic dapat dibuat dari asam linolenat (seri n-6), karenanya yang dianggap sebagai asam lemak esensiel hanyalah asam lemak lenolenat dan asam lemak linolenat. Kedua asam lemak esensiel ini tidak dapat saling berubah dari yang satu menjadi yang lain serta berbeda baik baik dalam metabolisme maupun fungsinya, bahkan secara fisiologik keduanya mempunyai fungsi yang berlawanan.

Penelitian pemberian AA/DHA pada bayi prematur terbukti menunjukkan bahwa pemberian LC-PUFA sebagai suplemen dapat meningkatkan kemampuan visual dan perkembangan sistem saraf terutama pada bayi prematur. Proses pembuatan DHA maupun AA difasilitasi oleh enzim desaturase dan elongase. Aktifitas kedua enzim ini masih sangat kurang pada bayi prematur bahkan pada bayi aterm sampai usia 4-6 bulan. Karenanya penambahan DHA dan AA pada bayi prematur lebih relevan diberikan, dengan dosis yang mengacu pada kandungan asam lemak dalam ASI. 

PENELITIAN KONTROVERSIAL

Manfaat pemberian AA dan DHA pada bayi cukup bulan dan anak dianggap masih kontroversial. Beberapa penelitian pendahuluan mengklaim bahwa pemberian zat AA dan DHA meningkatkan perkembangan tingkat kecerdasan tertentu dan kemampuan visual anak. Sebuah penelitian menunjukkan adanya peningkatan fungsi penglihatan pada bayi yang mendapatkan susu formula dengan suplementasi AA/DHA dibandingkan yang mendapatkan susu formula biasa, dengan melihat indikator perilaku dan elektrofisiologi mata pada bayi berumur 2 dan 4 bulan. Beberapa pakar menilai beberapa penelitian suplementasi AA/DHA tersebut terdapat kelemahan sehingga tampaknya tidak universal dapat digunakan sebagai acuan. 

Banyak pakar berpendapat bahwa enzim yang berfungsi untuk proses biosintesa asam-asam lemak esensial menjadi DHA dan AA sudah tersedia di sistem syaraf pusat dan hati di janin dan bayi. Teori inilah yang mematahkan pendapat bahwa AA dan DHA perlu diberikan pada anak dan bayi. Sehingga banyak penelitian juga mengungkapkan bahwa penambahan DHA dan AA pada susu formula, ternyata tidak terbukti meningkatkan kemampuan penglihatan dan sistem saraf bayi. 

Hasil penelitian Ross Paediatric Lipid Study di Amerika Serikat pada tahun 1997 yang menunjukkan tidak adanya perbedaan pertumbuhan dan fungsi penglihatan pada bayi yang diberi DHA dan AA di 12 bulan pertama. American Council on Science and Health juga menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti-bukti ilmiah untuk mendukung penambahan DHA dan AA pada formula untuk bayi yang lahir normal. Demikian juga penelitian yang dilakukan David dkk ternyata pemberian AA dan DHA tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada Bayley Mental Scale, Bayley Motor Scale, Vocabulary Comprehension and Production Scale. 

Meskipun demikian Food and Drug Administration (FDA) memberikan ijin kepada Abbott Laboratories dan Mead Johnson Nutritionals untuk mengedarkan susu formula dengan suplementasi AA/DHA pada tahun 2002. Tetapi perusahaan tersebut harus menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk penelitian efek samping dan manfaat pemberian AA/DHA dalam jangka panjang yang belum diketahui dengan jelas. 

Sampai saat ini tampaknya belum ada data ilmiah mengenai penggunaan DHA dalam bentuk suplemen. Juga belum ada penelitian mengenai manfaat pemberian DHA. bagi anak pra sekolah atau anak yang lebih besar. 
 
WASPADAI PEMBERIAN AA DAN DHA

Meskipun saat ini pemberiannya sementara dinyatakan aman. Tetapi pada bayi cukup bulan atau anak besar pemberian suplemen DHA dan AA perlu diteliti lebih jauh mengingat adanya kemungkinan efek samping yang belum terdeteksi dan teruji. Pemberian lemak yang berlebihan dapat menyebabkan kegemukan, serta penyakit jantung bahkan dapat menimbulkan keganasan, dapat meningkatkan kadar kolesterol, dan LDL yang dapat memacu terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hal ini sangat tergantung pada jumlah enersi yang berasal dari lemak, komposisi dari asam lemaknya, komposisi dari lipoprotein, diet serat yang dikonsumsi, antioksidan, aktifitas, serta derajad kesehatannya. Pada anak yang tidak aktif konsumsi lemak tidak boleh melebihi dari 30% kebutuhan enersi. . 

Penelitian yang dilakukan penulis terhadap 256 bayi dengan riwayat alergi yang melakukan rawat jalan di Children Allergy Center Rumah Sakit Bunda Jakarta didapatkan 34 (13%) bayi mengalami reaksi simpang terhadap AA dan DHA. Setelah dilakukan eliminasi provokasi susu formula AA/DHA dan susu tanpa AA/DHA dengan jenis yang sama. Gejala yang ditimbulkan karena pengaruh reaksi simpang tersebut antara lain adalah dermatitis, batuk malam hari atau gangguan saluran cerna berupa muntah, diare, konstipasi dan gangguan tidur malam. 

Beberapa penelitian menunjukkan, reaksi simpang makanan yang berlangsung lama bukan hanya mengganggu pertumbuhan tetapi juga mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak seperti hiperaktif, gangguan konsentrasi, gangguan tidur, gangguan emosi dan gangguan belajar dan gangguan perilaku lainnya.

Pemberian DHA pada formula bayi lanjutan ataupun pada makanannya perlu dipertimbangkan lebih cermat. Pada bayi yang aterm ataupun anak besar sudah dapat mensintesa DHA maupun AA dari LC-PUFA sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan pemberian DHA yang berlebihan dapat menekan proses pembentukan AA, serta dapat menekan aktifitas ensim siklooksigenase yang memfasilitasi pembentukan prostaglandin PGH2 dan PGH3 dari AA, sehingga dapat menghambat pembentukan prostaglandin berikut tromboksan dan leukotrin. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terhambatnya respons terhadap proses keradangan khususnya pada pelepasan interleukin-1 dan TNF, memanjangnya masa perdarahan, menurunnya renin yang turut dalam pengontrolan fungsi ginjal. Pemberian DHA tanpa kombinasi ARA atau DHA dan asam linoleat dengan rasio yang tidak tepat justru menghambat pertumbuhan.

Overdosis DHA pada manusia, sejauh ini baru terlihat dialami orang Eskimo yang banyak mengkonsumsi ikan laut. Gejalanya berupa perdarahan, mirip flek-flek berwarna kebiruan di kulit. Efek yang lain baru ditemukan pada monyet maupun tikus, tapi gejalanya berbeda.

BAGAIMANA MENYIKAPINYA

Pertimbangan utama dalam pemilihan susu formula yang terbaik adalah yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak mengakibatkan reaksi simpang yang mengganggu fungsi organ tubuhnya. Pertimbangan lain adalah masalah harga harus disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta kesediaan barang dan distribusi yang berkelanjutan di pasaran. Kandungan zat tambahan (AA, DHA, dll), harga mahal, disukai bayi dan merek terkenal bukanlah pertimbangan utama dalam pemilihan susu formula pada anak. Secara umum semua susu formula yang beredar resmi di Indonesia kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Tetapi apapun juga, yang pasti ASI masih tetap yang terbaik.

Bayi cukup bulan ataupun bayi yang besar yang sudah mampu mensintesa DHA maupun AA sendiri dari AL dan ALN. Sehingga pemberian AA dan DHA tidaklah terlalu perlu, bahkan mungkin perlu diwaspadai efek samping yang belum terdeteksi untuk di kemudian hari. 

Penambahan asam lemak cukup dengan memberikan asam linoleat maupun ALN yang sesuai dengan kebutuhan dan rasio rasio yang optimal. Anak yang sudah mendapat makanan keluarga akan mendapat asam linoleat, asam linolenat, sebagai prekusor DHA dan ARA dari makanan sehari-hari misalnya daging, ikan, telur minyak sayur dan lain-lain.

Manfaat pemberian AA dan DHA sangat mungkin tidak meningkatkan kecerdasan anak. Kecuali pada bayi prematur kemampuan mensintesa LC-PUFA dari asam lemak esensiel masih sangat rendah. Sehingga penambahan AA dan DHA mungkin perlu ditambahkan dalam susu formula khusus prematur. Jangan mudah terkecoh rayuan maut produsen susu tentang kehebatan "formula kecerdasan" AA-DHA. Diet untuk kecerdasan yang tidak terbantah lagi adalah pemberian ASI eksklusif. Kecerdasan juga sangat dipengaruhi oleh genetik dan stimulasi asah asih dan asuh yang baik sejak dini. Sehingga jangan berharap dengan minum susu dan makanan AA-DHA anak akan cerdas, tanpa mempertimbangkan faktor penting lainnya.


PEMILIHAN SUSU FORMULA TERBAIK BAGI ANAK

Beberapa kali saya mendengar pertanyaan seputar susu formula. Para orang tua pasti menginginkan memberi yang terbaik bagi anaknya. Iklan yang ada di media membuat para orang tua bingung, harus memilih susu yang mana, karena banyak sekali yang ditawarkan keunggulan masing2 merk...

Saya sendiri mengalami kebingungan memilih merk susu  formula waktu anak saya berumur kira2 hampir setahun. Tara, dari RS dulu dikasih preNAN. Susu khusus untuk bayi prematur. Windra jg sempet ngrasain preNAN kalo saya gak sempet ninggalin ASI, karena stok ASI perah memang saya khususkan untuk Tara yang masih di RS. Setelah lepas dari preNAN, beralih ke NAN HA. Saya jg gak terlalu ngerti knp dikasih HA ama dokternya. Mungkin krn Tara sempet grok2 dulu itu...

Stelah udah 8 bulan an, kan kantongnya lumayan tuh klo sebulan darus beli berkaleng2 susu NAN HA. Akhirnya mo nyobain, klo setaun nyoba ganti susu. Krn aku dulu waktu hamil minumnya prenagen, salesnya rajin banget telpon. Akhirnya dia nawarin produknya morinaga. Aku cobain deh tuh susu.... yang buat percobaan si Windra. Jadilah dia bentol2.....

Akhirnya aku baca artikel di www.anakku.net/forum  disitu ada artikel yang sepertinya diambil dari sini  judulnya PEMILIHAN SUSU FORMULA TERBAIK BAGI ANAK oleh Dr Widodo Judarwanto SpA. Setelah itu aku pilih susu SGM buat anakku... Dan alhamdulillah gak alergi, di kantong juga nyaman... hehehe...

Jadi buat para orang tua yang lagi pilih2 susu formula buat anaknya, baca dulu deh artikel di link yang saya tulis diatas. Smoga bermanfaat....       

29 Oktober 2008

Ngutang cerita...

Wah, mo nyritain cerita lebaran kok sampe skarang blum kesampaian.... 

Hurrayyyyy..... Windra mau PUB di kloset

Bulan Juli kmaren Tara udah bisa PUB di kloset. Sekali diajarin dia langsung mau nongkrong di kloset klo pub. Tara juga mau bilang klo mau pub... Bener2 seneng deh.

Sebulan sebelumnya (Juni) WinTar mulai lepas pampers klo siang. Jadi pake pampernya cuman klo malem aja. Alhamdulillah pelan2 mreka bisa. Klo pipis kadang2 bilang "pipis... pipis...". Klo kita ajakin pipis, mau ke kamar mandi meskipun ternyata pipisnya gak kluar. Tapi paling gak mreka latian lah.... Windra lebih duluan bisa pipis di kamar mandi. Klo tara lebih sering gak kluar pipisnya klo diajak pipis di kamar mandi.

Tapi untuk urusan PUB, Tara duluan yang bisa. Gak tau knapa pertama kali Windra didudukin di kloset malah ketakutan. Jadi klo mau PUB dia di kamar mandi tapi berdiri... Jadi kita yang buangin ke kloset. Tapi seminggu yang lalu, pas mau PUB Windra minta sama bapaknya duduk di kloset. Tapi PUB nya gak kluar. Wah, ada kemajuan pikirku.... paling tidak dia udah mau duduk di kloset. Trus nyobain kloset yang ke 3 baru bisa kluar tuh si PUB. Alhamdulillah......

Misi selanjutnya adalah lepas pampers klo malem. Udah 4 hari ini dimulai. Niat sih tadinya udah ada, tapi Emak n Bapaknya males... bayangin klo malem harus bangun2 mulu klo mreka ngompol.. huh dasar pemalas... hehehehe... 

Tapi pas di Yk lebaran kmaren, ruam nya kok semakin menjadi... parah deh... Akhirnya 4 hari yll dimulailah lepas pampers klo malem. Alhasil tiap hari anak2 bangunnya skitar jam 10 pagi... ughhhh...... semalem Windra pipis sampe 2x, tapi Tara gak ngompol sama skali. 

Kmaren pas YMan ama mbak Yuyunt, yang lbh dulu memulai lepas pampers nya.... Aca Aya klo pipis digantiin kadang bangun kadang gak. Tapi ternyata itu gak berlaku buat Wintar. Klo pas pipis, pasti mreka bangun. Trus diajak ke kamar mandi, stelah ganti celana atau skaligus baju baru mreka bobok lagi. Itu kali ya yang bikin trus bangunnya jadi molor. Lha boboknya aja biasanya jam 10 an malem... Bingung deh gimana biar anak bisa bobok cepet. Meskipun udah diajak ke kamar, meskipun dicuekin, kitanya pura2 tidur, tetep aja mreka lompat2an di kasur, becanda berdua... Itu PR yang paling susyeee... dari dulu cobain macem2 cara tapi sampe skarang blom sukses....

22 Oktober 2008

Di Madagaskar, Anak Kembar Dianggap Pembawa Sial

Selasa, 14 Oktober 2008 05:03 WIB
ANTANANARIVO, SENIN - Jangan pernah berharap mudah menemukan manusia yang lahir kembar di Madagaskar, negara pulau di Samudra Hindia, sisi barat Benua Afrika. Laporan hari Senin (13/10) menyebutkan, kepercayaan lokal yakin anak kembar membawa sial bagi mereka.
Orangtua yang punya anak kembar jelas tak bisa berbuat banyak kecuali hanya pasrah atau memisahkan anak kembar mereka dengan menyerahkan kepada orang lain atau tetangga. Karena itu, Zaely (29) yang terlahir kembar di Distrik Mananjary, tenggara Madagaskar, sampai kini tidak pernah berjumpa dengan saudari kembarnya yang telah diserahkan orangtuanya entah kepada siapa.
"Saya sudah berupaya mencarinya, tetapi tak pernah berhasil," ujar Zaely berkeluh kesah. Madagaskar yang banyak dipengaruhi adat dan budaya Afrika dikenal dengan banyak hal tabu atau fady dalam kehidupan sehari-hari, termasuk soal anak kembar.
Voahirana Ruphine, guru berusia 40 tahun, 10 tahun lalu "membuang" anak kembarnya. "Saya tidak pernah bertemu mereka lagi sejak itu," ujarnya.
Sejak tahun 1987, panti asuhan di sana sudah menerima 236 anak kembar yang "dibuang". Daripada hidup sial....
artikel diatas diambil dari sini
Ya Allah.... Tega nian.....
Alhamdulillah aku hidup di Indonesia. Jadi aku bisa melahirkan dan membesarkan WINTAR ku. Gak harus ngalamin sperti yang terjadi di Madagaskar. Malahan waktu melahirkan, dapet support yang luar biasa dari tenaga medis sampai saat kritis itu bisa terlewati, dan anak kembarku bisa kubawa pulang smua dalam keadaan sehat wal afiat.