22 September 2008

ke Taman Safari

Kemaren 20 september 2008 aku weekend ke Puncak ber 4. Alhamdulillah.... liburan sperti ini sdh lamaaaa banget aku impikan...
Rencana semula sih ke Taman Safari.... Tapi rencananya berkembang, sampai pada keputusan utk nginep di puncak trus minggu baru ke Taman Safari.
Dengan barang yang seabrek kita berangkat dari rumah kira2 jam 10.30... sngaja rada siangan biar tar sampe puncak dah bisa cek in, minggu lalu udah booking di hotel Seruni
Ternyata jalanan gak macet... karena puasa kali ya...?? Nyampe di Hotel jam 13.15.
Di kamar istirahat dulu.... trus anak2 makan dulu...
..
abis makan, anak2 mainan di taman depan kamar.... yah... ada air deh.... langsung pada mainan air....


Abis itu krn pada basah kuyup, jadi langsung dimandiin ajah....
Maunya bapaknya yang mandiin...




Abis mandi, rencananya mo main2 ke taman....
tapi bapak ibunya jg mandi dulu aja. biar tar klo magrib, abis sholat bisa langsung kluar cari makan malam.

Ternyata di taman asyik banget..... pemandangannya bagus, mainannya jg banyak. Anak2 seneng bgt deh disana...






Abis itu nunggu magrib, trus Sholat, trus cari makan diluar.
Tapi di jalan anak2 udah teler... biasanya bgitu mobil brenti, anak2 langsung bangun. Tapi skarang sampe di tempat makan kok tetep bobo pulezzz... Pada capek kal
i ya main2 di taman tadi.



Krn anak2 pada tidurr, jadinya emak-bapaknya malah candle light dinner deh....
hihihi... candle light dinner dg hidangan sop buntut.. halah.... gak nyeni banggeth...
gpp deh... yang pnting ngrasain candle light dinner.. huahahaha...

Besoknya, kita cek-ot... trus ke taman safari deh...

Tnyata anak2 antusias banget liat hewan2 yang ngrubungin mobil...
Pake di sun lah (lewat kaca sih...). Tapi jangan sampe kata2 wedi, medeni, takut, hiii, kluar. Soalnya anak2 bisa trus jadi takut.




Anak2 brani jg lho kasih makan binatang yg pada deketin mobil...





Masuk taman safari jam 9.45. Kluarnya jam 12an. trus mampir2 dulu bli ubi cilembu, kripik2....
nyampe rumah jam 15.30.
Capek tapi seneeeennnggggg banget.....




Kurang ikhlas kali...?

Cerita dibawah ini diambil dari blog tetangga
Ceritanya enteng... tapi dalem.... Biasa terjadi dalam keseharian kita...
Mari sama2 kita petih pelajaran dari cerita ini...
Selamat membaca...

"Hai yud..!" Seorang teman memukul pundakku seraya mengagetkanku. Dan sembari terbata bata aku menjawab sapaannya "hai juga mo, apa kabar nich?" "gua fine aja kok. Loh gimana? Kok kayaknya happy banget ni hari? Bukannya hari ini kita kuliah sampai malam bro?" "gue sehat alhamdulillah, emang kenapa kalo kita kuliah sampai malam?" "ya capek banget yud,. Belum lagi besok kitakan ada presentasi?" "iya, dan bagi gue itu semua nggak ada masalahnya kok" "kok bisa lo bilang gitu sih yud?" "mungkin lo kurang ikhlas kali mo?"jawabku sekenanya. Dan diapun terdiam sesaat seolah matanya mencari jawaban dari langit-langit kelas yang dihiasi oleh temaran lampu belajar. Dan tak lama kemudian diapun bertanya lagi kepadaku. "loh? Apa hubungannya yud? Antara ikhlas dan belajar sampai malam?" Ternyata dia tidak menemukan jawaban atas pernyataanku tadi. "coba deh lo pikir-pikir lagi dan semoga lo bisa menemukan jawabannya sendiri. Gue mau makan malam dulu, dah jam tujuh nih. Ntar lagi kita mau mulai kan?" "iya deh yud. Semoga aja gue bisa nemuin maksud kata-kata lo" "amin" Dan akupun meninggalkannya seraya berjalan cepat karena perut yang sudah meminta jatahnya. ================================================================== Mungkin hal diatas adalah sebuah percakapan sepele bagi kita semua. Tapi inti dari semua itu adlah bagaimana kita bisa kembali ikhlas dalam niat dan dalam melakukan semua pekerjaan. Bisa jadi kita tidak pernah merasa senang dengan apa yang ada mungkin karena kita tidak ikhlas dengan semua itu. Bisa jadi kita tidak mendapatkan jodoh dalam pencarian selama ini karena kita kurang ikhlas dalam ikhtiar dan berdoa. Bisa jadi bukan? Banyak hal yang sebenarnya berhubungan dengan satu hal ini apalagi jika bukan ikhlas. Ya, ikhlas itu ternyata maknanya sangat luas. Dan saya sendiri sedang berusaha untuk terus bisa menemukan arti ikhlas dalam setiap hal. Belajar untuk ikhlas memang sulit, tapi tidak ada kata menyerah untuk satu hal ini adalah sebuah kesuksesan yang besar. Orang-orang yang ikhlas adalah mereka yang sukses dalam segala bidang. Orang yang ikhlas adalah mereka yang mengerti akan posisi diri yang selalu harus berusaha dan berdoa dengan kerendahan hati kepada sang maha kuasa. Semoga.... Semua kita bisa meluruskan niat dalam segala hal, baik jodoh, keluarga, kerjaan, kuliah, dan lain-lain.AMIN.

11 September 2008

11 September 2005





3 taun yang lalu....

rasa bahagia tak terkira, saat dia ucapkan "Saya terima nikah dan kawinnya, Titian saraswati binti Morisco untuk saya sendiri, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar seratus ribu tujuh ratus rupiah, tunai"
Alhamdulillah ya Allah.....
Resmi sudah aku menjadi Istrinya... setelah 5 tahun perjalanan cinta kami yang melewati berbagai cobaan yang aku rasa amat berat. Tapi pengorbanan itu rasanya tidak sia2 dan tidak akan sia2, karena hari minggu itu, tanggal 11 September 2005 aku resmi jadi Istrinya.
Itu berarti aku tidak akan lagi menjalani hubungan jarak jauh seperti selama 5 tahun yang sudah kulewati. Bertambah juga tanggung jawab kami selaku suami istri....
Sekarang, setelah 3 tahun berlalu..... Aku merasakan ada yang berbeda.....
Sudah ada anak-anakku yang lucu2... Alhamdulillah ya Allah telah Kau karuniakan Suami yang sangat menyayangiku, yang sangat care sama aku, yang masih selalu berlimpah kesabaran untukku, yang selalu mendukung sgala aktivitasku, yang sayang sama anak2, yang mau terlibat dlm urusan anak2 dan rumah tangga.... Subhanallah.....
Terimakasih ya Allah, telah Kau karuniakan dua jagoan dalam hidup kami.
Semoga Aku dapat menjadi Istri yang baik bagi Suamiku, Istri yang bisa membikin hati suamiku tenang, Istri yang bisa melayani sgala yang dibutuhkan suami, Istri yang solehah....
Semoga kami bisa menjaga AmanahMu... Semoga kami bisa menjadi orang tua yang mampu mendidik anak2... Semoga kami diberikan limpahan kesabaran agar bisa menyayangi anak2 dengan penuh cinta kasih...
Semoga Engkau selalu melindungi keluarga kami, Semoga Engkau selalu melimpahkan KaruniaMu pada keluarga kami... Amiinn.. Amiiinnn.... Amiiinnnn.....




10 September 2008

SEPSIS

NAMA

Bakteremia & Sepsis

DEFINISI

Bakteremia adalah terdapatnya bakteri di dalam aliran darah.
Sepsis adalah suatu infeksi di dalam aliran darah.

PENYEBAB

Sepsis merupakan akibat dari suatu infeksi bakteri di bagian tubuh manusia.
Yang sering menjadi sumber terjadinya sepsis adalah infeksi ginjal, hati atau kandung empedu, usus, kulit (selulitis) dan paru-paru (pneumonia karena bakteri).

Faktor resiko terjadinya sepsis:

  • Pembedahan di bagian tubuh yang terinfeksi atau di bagian tubuh dimana secara normal tumbuh bakteri (misalnya usus)
  • Memasukkan benda asing ke dalam tubuh, misalnya kateter intravena, kateter air kemih atau selang drainase
  • Penyalahgunaan obat terlarang yang disuntikkan
  • Penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya akibat terapi anti kanker).

  • GEJALA

    Bakteremia yang bersifat sementara jarang menyebabkan gejala karena tubuh biasanya dapat membasmi sejumlah kecil bakteri dengan segera.

    Jika telah terjadi sepsis, maka akan timbul gejala-gejala berikut:
    - demam atau hipotermia (penurunan suhu tubuh)
    - hiperventilasi
    - menggigil
    - kulit teraba hangat
    - ruam kulit
    - takikardi (peningkatan denyut jantung)
    - mengigau atau linglung
    - penurunan produksi air kemih.

    Jika tidak segera diatasi, sepsis bisa menyebabkan infeksi di seluruh tubuh (infeksi metastatik).
    Infeksi bisa terjadi di dalam selaput otak (meningitis), di dalam kantong jantung (perikarditis), di dalam jantung (endokarditis), di dalam tulang (osteomielitis) dan di dalam sendi-sendi yang besar.
    Suatu abses (penimbunan nanah) bisa terbentuk hampir di semua bagian tubuh.

    DIAGNOSA

    Diagnosis sepsis ditegakkan jika seorang penderita infeksi tiba-tiba mengalami demam tinggi.

    Jumlah sel darah putih dalam darah biasanya sangat tinggi.

    Biakan darah dibuat untuk menentukan organisme penyebab infeksi. Tetapi bakteri mungkin tidak tumbuh dalam biakan darah terutama bila penderita mendapat terapi antibiotik. Untuk itu perlu dibuat biakan sampel dari dahak, air kemih, luka atau dari bagian tubuh dimana kateter dimasukkan.

    PENGOBATAN
    Bakteremia karena pembedahan atau pemasangan kateter pada saluran kemih biasanya tidak memerlukan pengobatan, asalkan kateter segera dilepas.
    Tetapi untuk orang yang beresiko terhadap terjadinya infeksi (penderita penyakit katup jantung atau penurunan sistem kekebalan), sebelum menjalani pembedahan atau pemasangan kateter, biasanya diberi antibiotik untuk mencegah terjadinya sepsis.

    Sepsis merupakan masalah yang serius, dengan resiko kematian yang tinggi. Antibiotik harus segera diberikan meskipun belum diperoleh hasil biakan dari laboratorium.
    Pada awalnya pemberian antibiotik berdasarkan kepada bakteri apa yang sering terdapat di daerah yang teinfeksi. 2 jenis antibiotik sering diberikan untuk meningkatkan kemampuannya dalam membunuh bakteri. Kemudian jika hasil biakan sudah diperoleh, antibiotik bisa diganti dengan yang paling efektif untuk bakteri penyebab infeksi.

    Pada beberapa kasus perlu dilakukan pembedahan untuk menghilangkan sumber infeksi, misalnya suatu abses.

    Mungkin perlu diberikan terapi suportif berupa oksigen tambahan, cairan intravena dan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah.
    Jika terjadi gagal ginjal, mungkin penderita perlu menjalani dialisa. Jika terjadi kegagalan pernafasan, mungkin perlu dibantu dengan mesin ventilator.

    http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=198&idktg=&idobat=&UID=20080910103005118.136.149.37

    07 September 2008

    RENUNGAN BAGI SEMUA YANG MASIH SINGLE MAUPUN YANG SUDAH MARRIED

    Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik, ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan, karena terlalu banyak sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.

    Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.

    Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja dikebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.

    Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.

    Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya, "apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?", jawab orang itu "tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu",

    lalu tanya prajurit itu lagi "seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya?, sedangkan waktumu sangat terbatas", jawab orang itu lagi "tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis".

    Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan,melihat perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya "hai orang kaya apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?" ,jawab orang kaya itu "bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah keuntunganku".

    Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu "mengapa engkau diam disini?, tidakkah engkau memilih emas-emas itu? atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?", mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja, maka prajurit itu bertanya lagi "atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?", orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat lagi

    "tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?", sambil menatap prajurit, orang itu menjawab "tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, sayapun tidak tahu, berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuninganpun saya juga tidak tahu". "lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya prajutit itu lagi.

    "Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting" jawabnya lugu. Prajurit ini semakin penasaran "mengapa bisa begitu?", "bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas tuan"

    prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya "lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah Saya ambil", "tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi, "saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya,

    inilah saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini engan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini,untuk menjadikannya emas yang murni", tak lama lagi lonceng istana berbunyi,tanda berakhir sudah kegiatan mereka.

    Lalu raja keluar dan berdiri ditempat yang tinggi sambil berkata "wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal diatas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja" kata-kata aja itu disambut hangat oleh rakyatnya.

    Lalu sekali lagi dihadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal "dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya". Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya,dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

    Dikutip dari : Kumpulan Sharing dan Cerpen Judul Asli: When We Have to Choice Berharap melalui alkisah diatas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup :

    • Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar(setengah hari untuk memilih) Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Tuhan jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNya tentang pasangan Anda.

    • Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan) Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat,ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yangm memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu waktu kita melepaskannya kita mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objektiv siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati Anda bersamanya, begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah, tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak,"cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda, justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin). Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

    • Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan) Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berfikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda, jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya diatas, dan dengan demikian Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan Anda,maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri,jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.
    Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi ???, ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau meyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Tuhan berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Tuhan, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia .......


    http://www.dudung.net/artikel-bebas/renungan-bagi-semua-yang-masih-single-maupun-yang-sudah-married-.html

    06 September 2008

    Mudik mendadak

    Juli kemaren mudik lagi ke YK cukup lama. Bapak sakit, masuk ICCU Sardjito. Trus karena Mas Susan jg lagi banyak tugas luar kota, jadi aku di YK aja. Bisa nungguin bapak, anak2 jg bisa ngramein Pogung biar Akungnya gak kesepian.

    Ni fotonya Akung pas masih di RS :
    (di RS aja masih bisa becanda tuh...)


    Selama di Jogja, alhamdulillah WINTAR jadi mulai bisa ngomong.... yang pasti, bisa ngomong IBU....
    hehehehe..... kmaren2 kan bisanya cuman "bapak", klo diajarin ngomong "Ibu" gak pernah mau, malah dijawab dg "bapak". Kosakatanya juga smakin banyak.





    Temper Tantrum

    Orangtua yang mempunyai anak balita (bawah lima tahun) mungkin pernah mengalami suatu waktu ketika sang anak ingin dibelikan sesuatu atau ingin memiliki sesuatu dan permintaannya tidak dituruti maka tanpa di duga, si anak menangis sekeras-kerasnya bahkan sampai berguling-guling di lantai. Anda tentu menjadi jengkel, tapi si anak semakin menjadi-jadi tangisnya.

    Itulah yang disebut Temper Tantrum (mengeluarkan amarah yang hebat untuk mencapai maksudnya), suatu letupan amarah anak yang sering terjadi pada usia 2 sampai 4 tahun di saat anak menunjukkan kemandirian dan sikap negativistiknya. Perilaku ini seringkali disertai dengan tingkah yang akan membuat Anda semakin jengkel, seperti menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar barang, memukul-mukul, menyepak-nyepak, dan sebagainya. Bahkan pada anak yang lebih kecil, diiringi pula dengan muntah atau kencing di celana.

    Mengapa Temper Tantrum ini bisa terjadi ? Hal ini disebabkan karena anak belum mampu mengontrol emosinya dan mengungkapkan amarahnya secara tepat. Tentu saja hal ini akan bertambah parah jika orang tua tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada anaknya, dan tidak bisa mengendalikan emosinya karena malu, jengkel, dan sebagainya.

    Beberapa penyebab konkrit yang membuat anak mengalami Temper Tantrum adalah :

    1. Anak terlalu lelah, sehingga mudah kesal dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
    2. Anak gagal melakukan sesuatu, sehingga anak menjadi emosi dan tidak mampu mengendalikannya. Hal ini akan semakin parah jika anak merasakan bahwa orang tuanya selalu membandingkannya dengan orang lain, atau orang tua memiliki tuntutan yang tinggi pada anaknya.
    3. Jika anak menginginkan sesuatu, selalu ditolak dan dimarahi. Sementara orang tua selalu memaksa anak untuk melakukan sesuatu di saat dia sedang asyik bermain, misalnya untuk makan. Mungkin orang tua tidak mengira bahwa hal ini akan menjadi masalah pada si anak di kemudian hari. Si anak akan merasa bahwa ia tidak akan mampu dan tidak berani melawan kehendak orang tuanya, sementara dia sendiri harus selalu menuruti perintah orang tuanya. Ini konflik yang akan merusak emosi si anak. Akibatnya emosi anak meledak.
    4. Pada anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya, sering terjadi Temper Tantrum, di mana dia putus asa untuk mengungkapkan maksudnya pada sekitarnya.
    5. Yang paling sering terjadi adalah karena anak mencontoh tindakan penyaluran amarah yang salah pada ayah atau ibunya. Jika Anda peduli dengan perkembangan anak Anda, periksalah kembali sikap dan sifat-sifat kita sebagai orangtua.

    Beberapa hal yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasinya :

    • Yang paling utama adalah orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Jika Anda marah, salurkanlah itu secara tepat. Anda harus ingat, bahwa anak merekam setiap kejadian yang positif maupun negatif yang terjadi di sekitarnya. Jika tanpa Anda sadari anak Anda sudah merekam sifat-sifat Anda yang buruk, atau dia melihat si Ayah memukul Ibunya, bisa dipastikan peristiwa itu akan membawa pengaruh buruk dalam hidupnya kelak.
    • Jika anak ingin bermain dan tidak ingin diganggu, berilah kesempatan secara bijaksana kepadanya. Jangan terlalu mengekang, dan beri kepercayaan bahwa dia bisa bermain dan bergaul dengan baik.
    • Jika Anda terpaksa harus berseberangan pendapat dengan si anak saat dia mengamuk, kemukakan pendapat Anda secara tegas, tetapi lembut. Jangan membentaknya, apalagi sampai mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Atur emosi Anda, karena dia tidak sedang bermusuhan dengan Anda, dan dia bukan musuh Anda. Abaikan tangisnya dan ajaklah dia berbicara dengan lembut. Jelaskan kepadanya mengapa Anda tidak memberinya mainan yang dia ingini dengan alasan yang jujur dan tidak dibuat-buat. Jelaskan dengan sabar sampai dia mengerti maksud Anda yang sebenarnya, karena saat itu adalah konflik yang sedang dialami oleh si anak. Pastikan bahwa ia bisa mengerti maksud Anda dengan baik, karena konflik yang berakhir menggantung, akan muncul di kemudian hari dengan bentuk yang tidak pernah Anda duga sebelumnya. Sekali lagi, atur emosi Anda. Mungkin Anda malu dilihat banyak orang di supermarket. Tapi ingatlah akan perkembangan emosi anak Anda. Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi jika Anda terbawa emosi dan rasa malu, dan Anda bersikap keras kepada anak Anda.
    • Ajarlah anak Anda untuk berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya. Anda bisa mengajaknya bermain musik, melukis, bermain bola, atau permainan lainnya. Lewat permainan-permainan tersebut, anak belajar untuk menerima kekalahan, belajar untuk tidak sombong jika menang, bersikap sportif, dan belajar bersaing secara sehat. Tapi ingat, jangan sekali-kali Anda bermain curang. Mungkin Anda pikir ini hanya sekedar permainan. Tapi anak akan berpikir dan menerapkan pada dirinya, bahwa berlaku curang itu sah-sah saja.

    http://www.e-smartschool.com/uot/001/UOT0010006.asp

    Cara Bijak Memarahi Anak

    Sebagaimana senyuman yang damai, kadang kita harus memarahi anak. Ini bukan berarti kita meninggalkan kelembutan, sebab memarahi dan sikap lemah-lembut bukanlah dua hal yang bertentangan. Lemah-lembut merupakan kualitas sikap, sebagai sifat dari apa yang kita lakukan. Sedangkan memarahi -bukan marah-merupakan tindakan. Orang bisa saja bersikap kasar, meskipun dia sedang bermesraan dengan istrinya.

    Persoalan kemudian, kita acapkali tidak bisa meredakan emosi pada saat menghadapi perilaku anak yang menjengkelkan. Kita menegur anak bukan karena ingin meluruskan kesalahan, tetapi karena ingin meluapkan amarah dan kejengkelan. Tidak mudah memang, tetapi kita perlu terus-menerus belajar meredakan emosi saat menghadapi anak, utamanya saat menghadapi perilaku mereka yang membuat kita ingin berteriak dan membelalak. Jika tidak, teguran kita akan tidak efektif. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka justru semakin menunjukkan "kenakalannya".

    Sekali lagi, betapa pun sulit dan masih sering gagal, kita perlu berusaha untuk menenangkan emosi saat menghadapi anak sebelum kita menegur mereka, sebelum kita memarahi mereka.

    Selebihnya, ada beberapa catatan yang bisa kita perhatikan: Ajarkan Kepada Mereka Konsekuensi, Bukan Ancaman

    Anak-anak belajar dari kita. Mereka suka mengancam karena kita sering menghadapi mereka dengan gaya mengancam. Mereka melihat bahwa dengan cara mengancam, apa yang diinginkannya dapat tercapai. Dari kita, mereka juga belajar meluapkan kemarahannya untuk menunjukkan "keakuannya".

    Saya tidak memungkiri, banyak pengaruh luar yang bisa mengubah perilaku anak. Teman-teman sebaya, khususnya yang sangat akrab dengan anak, bisa mempengaruhi anak. Ia meniru temannya dari cara bicara, bertindak, mengekspresikan kemarahan, sampai dengan kata-kata yang diucapkan. Kadang anak memahami apa yang dikatakan, tetapi terkadang anak tidak tahu apa maksudnya. Ia hanya menirukan apa yang didengar.

    Perbincangan kita kali ini bukanlah tentang peniruan. Karena itu marilah kita kembali berbincang bersama bagaimana ancaman kepada anak, acapkali tidak menghasilkan perubahan yang baik. Ancaman tidak banyak bermanfaat untuk menghentikan kenakalan anak atau perilaku yang membuat kita sewot. Sebaliknya, ancaman justru membuat anak belajar berontak dan menentang. Salah satu sebabnya, anak merasa orangtua tidak menyayangi ketika kita meneriakkan ancaman di telinga mereka. Selain itu, kita sering lupa menunjukkan apa yang seharusnya dikerjakan anak manakala kita asyik melontarkan ancaman.

    Lalu apa yang perlu kita lakukan? Pertama, Adalah buruk memarahi tanpa memberikan penjelasan. Sekali waktu kita perlu duduk bersama dalam suasana yang mesra dengan anak untuk berbicara tentang aturan-aturan.

    Kedua, kita bisa membuat komitmen bersama dengan anak untuk mematuhi aturan. Misalnya, mintalah kepada anak agar tenang ketika ada tamu. Kalau ada yang perlu disampaikan, atau anak menginginkan sesuatu, hendaknya menyampaikan kepada orangtua dengan baik-baik dan bersabar bila belum bisa memenuhinya.

    Bersama dengan komitmen ini kita bisa membicarakan dengan anak konsekuensi apa yang bisa diterima bila anak mengamuk di saat ada tamu. Sekali lagi, konsekuensi ini disampaikan dengan nada yang akrab. Bukan ancaman. Bila anak melakukan hal-hal negatif yang sangat mengganggu, orangtua bisa mengingatkan kembali kepada anak dan lagi-lagi tidak dengan nada mengancam.

    Di sinilah letak beratnya. Kita acapkali mudah kehilangan kendali. Kita mudah membelalak saat marah, tetapi lupa untuk konsisten.

    "Ibu / Bapak Sudah Bilang Berkali-kali."

    Perilaku yang menjengkelkan memang lebih mudah diingat, lebih membekas dan cenderung menggerakkan kita untuk segera bertindak. Sebaliknya perilaku positif cenderung kurang bisa mendorong kita untuk memberi komentar, kecuali jika perilaku tersebut benar-benar sangat mengesankan. Konsumen yang kecewa pada suatu produk, akan segera menggerutu ke sana kemari, meski kekecewaan itu sebenarnya tidak seberapa. Tetapi konsumen yang puas cenderung akan diam saja, kecuali jika kepuasan itu sangat menakjubkan. Orangtua dan anak juga demikian. Orangtua mudah ingat perilaku negatif anak, sementara anak mungkin tidak bisa melupakan tindakan orangtua yang menyakitkan hatinya.

    Salah satu kebiasaan umum orangtua yang menyakitkan hati anak sehingga bisa melemahkan citra dirinya adalah ungkapan, "Ibu / Bapak sudah berkali-kali bilang, tapi kamu tidak mau mendengarkan."

    Ungkapan ini memang efektif untuk membuat anak diam menunduk. Tetapi ia diam karena harga dirinya jatuh, bukan karena menyadari kesalahan. Jika ini sering terjadi, anak akan memiliki citra diri yang buruk. Dampak selanjutnya, konsep diri dan harga diri (self esteem) anak akan lemah. Anak melihat belajar memandang dirinya secara negatif, sehingga lupa dengan berbagai kebaikan dan keunggulan yang ia miliki. Sebaliknya orangtua juga demikian, semakin sering berkata seperti itu kepada anak, kita akan semakin mudah bereaksi secara impulsif. Kita semakin percaya pada anggapan sendiri bahwa anak-anak kita memang bandel, menjengkelkan dan susah dinasehati.

    Tidak mudah memang, tetapi kebiasaan memarahi anak dengan ungkapan "Bapak kan sudah bilang berkali-kali" atau yang sejenis dengan itu, harus kita kikis secara sadar dari sekarang. Kita perlu menguatkan tekad untuk berkata yang lebih positif, betapa pun hampir setiap komentar kita masih buruk.

    Jangan Cela Dirinya, Cukup Perilakunya Saja

    Suatu saat, kira-kira jam setengah dua dini hari seorang anak saya bangun dari tidurnya. Ia kemudian beranjak dan mengajak adiknya yang masih bayi bercanda, padahal adiknya baru saja tertidur. Sebagaimana ibunya, saya juga sempat emosi. Hampir-hampir saya tidak dapat mengendalikan emosi, tetapi saya segera tersadar bahwa yang dilakukan oleh anak saya merupakan cerminan dari dari rasa sayangnya kepada adik. Nah, apa yang terjadi jika saya mencela anak saya? Apalagi kalau saya memelototi dan menghardiknya keras-keras, iktikad baik itu bisa berubah menjadi kemarahan sehingga anak justru mengembangkan permusuhan kepada adiknya. Ia bisa belajar membenci adiknya.

    Apa yang saya ceritakan hanyalah sekedar contoh. Tidak jarang anak menampakkan perilaku "negatif", padahal ia tidak bermaksud demikian. Suatu ketika, pulang dari play-group anak saya berkata, "Bapak kurang ajar." Setelah saya tanya maksudnya, ternyata dia tidak mengerti makna kurang ajar. Ia mengatakan, "Kurang ajar itu ya main-main, sembunyi-sembunyian."

    Kita sangat mudah keliru menangkap maksud anak. Kita gampang terjebak dengan apa yang kita lihat. Karenanya kita perlu belajar untuk lebih terkendali dalam menilai anak. Jangan sampai terjadi anak punya maksud baik, tetapi justru kita cela dirinya sehingga justru mematikan inisiatif-insiatif positifnya. Bahkan andaikan ia memang melakukan tindakan yang negatif, dan ia tahu tindakannya kurang baik, yang kita perlukan adalah menunjukkan bahwa ia seharusnya bertindak positif. Kita luruskan perilakunya. Bukan mencela dirinya. Sibuk mencela anak membuat kita lupa untuk bertanya, "Kenapa anak saya berbuat demikian?" Di samping itu, celaan pada diri -dan bukan pada tindakan-bisa melemahkan citra diri, harga diri dan percaya diri anak. Pada gilirannya, anak memiliki motivasi yang rapuh.

    Sebagian kita merasa tidak merasa mencela anak, padahal ucapan kita menyudutkan anak. Misalnya, "Kamu kenapa tidak mau mendengar nasehat bapak? Heh? Kamu selalu saja ngeyel."

    Pada ucapan ini, fokus kemarahan kita adalah anak sebagaimana kita tunjukkan dengan kata kamu. Bukan tindakannya yang salah.

    Jangan Katakan "Jangan"

    Barangkali tidak ada kata yang lebih sering diucapkan oleh orangtua pada anak melebihi kata "jangan". Kita menggunakan kata jangan begitu melihat anak melakukan tindakan yang kurang kita sukai. Kita juga menggunakan kata jangan, bahkan di saat kita mengharap anak melakukan yang lain. Padahal kata jangan tidak membuat mudah mengerti apa yang seharusnya dilakukan. Akibatnya, anak sulit memenuhi harapan orangtua, sementara orangtua bisa semakin jengkel karena merasa nasehatnya tidak didengar anak. Orangtua merasa anaknya suka ngeyel (kepala batu, orang Bugis bilang).

    Lalu, apakah kita tidak boleh memberi larangan? Saya tidak dapat membayangkan betapa hancurnya sebuah dunia tanpa ada larangan sama sekali. Begitu pun keluarga. jangan katakan jangan pada saat ia sedang melakukan kesalahan. Tunjukkanlah apa yang seharusnya dilakukan. Atau bersabarlah sampai ia menyelesaikan maksudnya, Kalau kita tidak mau anak bermain pasir di teras, katakanlah, "Nak, main pasirnya di teras saja, ya?" Singkat, padat, jelas dan positif. Bukan, "Ayo, jangan main pasir di teras. Saya pukul kamu nanti."

    Kapan sebaiknya kita sampaikan larangan? Saat terbaik adalah ketika anak sedang akrab dengan orangtua. Dalam suasana netral, larangan yang kita berikan pada anak akan lebih efektif. Anak lebih mudah memahami. Mereka bisa menerimanya sebagai aturan. Bukan menganggapnya sebagai serangan kepada dirinya.

    http://www.dudung.net/artikel-bebas/cara-bijak-memarahi-anak.html

    Mengasuh Anak Kembar

    Orangtua pemilik akan kembar biasanya selalu menyamakan segala-galanya untuk anak kembar, mulai dari nama yang sama, pakaian yang sama, permainan yang sama, makanan yang sama, sampai memasukkan mereka ke dalam sekolah yang sama. Menurut mereka itulah yang terbaik buat anak-anak. Perlakuan yang sama bisa menghindari kecemburuan satu sama lain. Akan tetapi akibatnya anak kembar saling mengidentikkan diri dan sangat tergantung satu sama lain.

    Banyak anak kembar saling mengasosiasikan diri sangat kuat dengan kembarannya. Seolah-olah mereka adalah satu orang. Misalkan saja melakukan kegiatan apapun harus bersama dengan yang lain dan harus juga menyenangkan yang lain. Jika yang lain tidak suka maka tidak akan dilakukan. Mereka tidak dapat melakukan kegiatan sendiri secara terpisah. Apabila dipisahkan maka mereka akan jatuh sakit.

    Membiarkan anak kembar saling mengidentikkan diri bukan sesuatu yang baik buat anak. Sang anak akan kesulitan untuk mandiri dan berkembang dimasa depan. Oleh karena itu perlu suatu metode khusus yang mendorong masing-masing anak berkembang sendiri sebagai pribadi yang terpisah dan mandiri. Meskipun tentu saja perasaan kedekatan sang anak terhadap kembarannya akan sulit dikurangi. Akan tetapi, paling tidak anak didorong untuk mandiri dan tumbuh sebagai individu tersendiri.

    Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua anak kembar dalam mendorong perasaan seorang anak sebagai individu yang terpisah :

    1. Memberikan waktu khusus dengan salah satu anak saja

    2. Tidak menyebut anak kembar dengan ‘si kembar’ dan semacamnya yang mengkategorikan mereka sebagai kesatuan. Sebut masing-masing mereka dengan namanya sendiri

    3. Menghukum atau memberikan hadiah atas kesalahan atau prestasi masing-masing secara khusus, tidak bersama-sama.

    4. Mendorong anak-anak untuk menemukan minat dan kegiatannya sendiri yang berbeda dengan kembarannya.

    5. Mendorong masing-masing anak kembar untuk mencari teman-teman akrab selain kembarannya.

    6. Tidak menyamakan standar harapan pada anak-anak apabila kemampuan mereka berbeda.

    7. Menunjukkan pada anak-anak karaktersitik unik mereka yang berbeda dengan kembarannya

    8. Merayakan keberhasilan yang dicapai salah satu anak kembar hanya untuk yang mencapai keberhasilan itu saja. Meskipun disatu sisi bisa menyakiti hati kembarannya, tetapi hal itu akan menjadi pelajaran bagus bagaimana berkompetisi secara sehat.

    9. Mengabadikan secara individual kenangan sang anak.

    10. Mengidentifikasi kepemilikan bersama serta kepemilikan masing-masing anak secara terpisah.
    http://www.e-smartschool.com/uot/001/UOT0010043.asp