16 Maret 2008

Memanfaatkan Bambu sebagai Pengganti Kayu

Memanfaatkan Bambu sebagai Pengganti Kayu
Jum'at, 14/03/2008

JAKARTA (SINDO) – Bentuk asli bambu yang berongga, tidak prismatis, serta lingkarannya yang tidak sempurna,bisa menggantikan peran kayu dengan teknik perekatan. Bambu yang disulap menjadi balok itu bisa menggantikan kayu. Bahkan, balok bambu lebih tahan gempa dan api. Pakar Teknologi Bahan Bangunan UGM Profesor Dr Ir Morisco memaparkan, teknologi bambu laminasi (bambu dengan teknik perekatan tertentu) memungkinkan penggabungan antara beberapa elemen bambu menjadi tampang empat persegi panjang sehingga menjadi satu kesatuan.

’’ Dalam hal ini, terlebih dahulu bambu dipotong-potong menjadi bentuk batang prismatis dengan tampang empat persegi panjang,”paparnya. Setelah itu,semua elemen diolesi perekat dan dibuat menjadi bentuk papan atau balok. Inilah yang disebut sebagai balok lapis atau laminasi. Morisco menambahkan, meskipun gabungan dari beberapa lapis potongan bambu, balok laminasi itu sangatlah kuat.Bahkan,papan laminasi yang memiliki serat sangat indah ini sangat baik sebagai bahan baku untuk pembuatan dinding,penutup lantai, daun pintu, serta mebel.

Sementara itu, balok hasil rekatan beberapa papan laminasi bisa dimanfaatkan sebagai komponen konstruksi bangunan, kusen,dan lain-lain. Praktik penggunaan bambu sebagai komponen konstruksi sudah umum digunakan masyarakat di Indonesia meski belum terlalu lazim digunakan sebagai pengganti kayu. Kebanyakan penggunaan bambu untuk membuat rumah masih bisa ditemui di pedesaan yang masih dimanfaatkan secara utuh. Sementara itu, kebanyakan orang masih meragukan kekuatannya sebagai komponen konstruksi bangunan. Penggunaan bambu di perkotaan lebih banyak untuk pembangunan restoran atau bangunan artistik lainnya. Padahal, jika menilik potensinya, bambu sangat potensial dijadikan sebagai bahan bangunan.

Morisco menuturkan, saking kuatnya,daya tahan bambu bisa disandingkan dengan baja.Bambu itu merupakan pilihan terbaik untuk membangun rumah atau bangunan tahan gempa.Terlebih, saat ini beredar isu bahwa kayu di hutan mulai habis akibat pemanfaatan dan budi daya yang tidak seimbang.Penggunaan bambu inilah yang bisa menjadi pilihan paling mungkin. Sebab, tanaman ini mudah tumbuh dan berkembang biak, tanpa repot menanam layaknya pohon-pohon lain yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi. Peningkatan kebutuhan bahan bangunan pun tidak bisa terelakkan. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal pun meningkat.

Tingginya angka permintaan kayu itulah yang mengakibatkan maraknya pembalakan liar di hutan-hutan.Padahal, jika masyarakat mau sedikit jeli, bambu bisa diandalkan sebagai bahan bangunan. ’’Terlebih untuk mengembalikan fungsi hutan sebagai salah satu komponen lingkungan hidup yang terjamin kelestariannya. Maka itu, langkah yang perlu dilakukan adalah menghentikan penebangan liar dan mereboisasi hutan sampai kembali sehat dan mencapai keseimbangan,” paparnya. Morisco menambahkan, bambu memiliki banyak keunggulan sebagai bahan bangunan dan mebel, di antaranya mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus.

Pembudidayaan bambu ini tidak memerlukan investasi besar.Setelah sampai masa panen, hasilnya bisa diperoleh secara terus-menerus tanpa perlu menanam lagi. Namun, itu tetap menggunakan pertimbangan interval waktu dengan perbandingan jumlah populasi bambu yang ada.Budi daya bambu pun bisa dilakukan sembarang orang dengan peralatan sederhana dan tidak perlu berbekal pengetahuan tinggi. ’’Sayangnya,dulu saat gencar gerakan PKK, bambu tidak boleh tumbuh di halaman hanya dengan alasan untuk kebersihan. Padahal,seharusnya tidak demikian,”ungkapnya. Tanaman bambu mampu hidup dan beradaptasi di segala tempat,mulai lahan sangat kering di Nusa Tenggara atau lahan yang banyak disirami air seperti di wilayah Parahyangan.

Pertumbuhannya pun sangat cepat jika dibandingkan kayu. Pohon kayu hutan seperti pohon jati baru siap digunakan sebagai bahan bangunan kualitas terbaik setelah mencapai usia 40–50 tahun. Sementara itu, bambu dengan kualitas prima bisa diperoleh hanya menunggu usia 3–5 tahun.Tanaman bambu memiliki ketahanan yang luar biasa. Rumpun bambu yang telah dibakar masih dapat tumbuh lagi. ’’Sebagai contoh ketika Hiroshima dijatuhi bom sampai rata dengan tanah, bambu merupakan satu-satunya jenis tanaman yang masih bertahan hidup,” ujarnya. Untuk itulah, kekuatan daya tahan bambu layak disandingkan dengan baja. Namun sayangnya, kekuatan bambu yang tinggi ini belum dimanfaatkan masyarakat dengan baik. Biasanya, batang- batang struktur bambu dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya rendah. Sementara itu, jika mau dimanfaatkan sebagai pipa, momen kelembapannya tinggi sehingga cukup baik untuk memikul momen lentur. (abdul malik)




http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ragam/memanfaatkan-bambu-sebagai-pengganti-kayu.html


1 komentar:

affan.com mengatakan...

ass, thanks . . . sangat bermanfaat, udate terus yah, eh ada ngga ttg komposit resin bambu???