Selasa, 14 Oktober 2008 05:03 WIB
ANTANANARIVO, SENIN - Jangan pernah berharap mudah menemukan manusia yang lahir kembar di Madagaskar, negara pulau di Samudra Hindia, sisi barat Benua Afrika. Laporan hari Senin (13/10) menyebutkan, kepercayaan lokal yakin anak kembar membawa sial bagi mereka.
Orangtua yang punya anak kembar jelas tak bisa berbuat banyak kecuali hanya pasrah atau memisahkan anak kembar mereka dengan menyerahkan kepada orang lain atau tetangga. Karena itu, Zaely (29) yang terlahir kembar di Distrik Mananjary, tenggara Madagaskar, sampai kini tidak pernah berjumpa dengan saudari kembarnya yang telah diserahkan orangtuanya entah kepada siapa.
"Saya sudah berupaya mencarinya, tetapi tak pernah berhasil," ujar Zaely berkeluh kesah. Madagaskar yang banyak dipengaruhi adat dan budaya Afrika dikenal dengan banyak hal tabu atau fady dalam kehidupan sehari-hari, termasuk soal anak kembar.
Voahirana Ruphine, guru berusia 40 tahun, 10 tahun lalu "membuang" anak kembarnya. "Saya tidak pernah bertemu mereka lagi sejak itu," ujarnya.
Sejak tahun 1987, panti asuhan di sana sudah menerima 236 anak kembar yang "dibuang". Daripada hidup sial....
Orangtua yang punya anak kembar jelas tak bisa berbuat banyak kecuali hanya pasrah atau memisahkan anak kembar mereka dengan menyerahkan kepada orang lain atau tetangga. Karena itu, Zaely (29) yang terlahir kembar di Distrik Mananjary, tenggara Madagaskar, sampai kini tidak pernah berjumpa dengan saudari kembarnya yang telah diserahkan orangtuanya entah kepada siapa.
"Saya sudah berupaya mencarinya, tetapi tak pernah berhasil," ujar Zaely berkeluh kesah. Madagaskar yang banyak dipengaruhi adat dan budaya Afrika dikenal dengan banyak hal tabu atau fady dalam kehidupan sehari-hari, termasuk soal anak kembar.
Voahirana Ruphine, guru berusia 40 tahun, 10 tahun lalu "membuang" anak kembarnya. "Saya tidak pernah bertemu mereka lagi sejak itu," ujarnya.
Sejak tahun 1987, panti asuhan di sana sudah menerima 236 anak kembar yang "dibuang". Daripada hidup sial....
artikel diatas diambil dari sini
Ya Allah.... Tega nian.....
Alhamdulillah aku hidup di Indonesia. Jadi aku bisa melahirkan dan membesarkan WINTAR ku. Gak harus ngalamin sperti yang terjadi di Madagaskar. Malahan waktu melahirkan, dapet support yang luar biasa dari tenaga medis sampai saat kritis itu bisa terlewati, dan anak kembarku bisa kubawa pulang smua dalam keadaan sehat wal afiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar